Perdagangan manusia merupakan ancaman serius yang tersembunyi di Indonesia. Meskipun seringkali tidak terlihat secara langsung, praktik ini merajalela di berbagai wilayah di tanah air. Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, setiap tahunnya ribuan orang menjadi korban perdagangan manusia di Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, perdagangan manusia di Indonesia masih terjadi karena minimnya kesadaran masyarakat akan bahayanya. “Banyak orang yang menjadi korban perdagangan manusia karena kurangnya pengetahuan tentang hak-hak mereka dan cara melindungi diri,” ujarnya.
Ancaman perdagangan manusia juga tidak hanya terjadi di sektor informal, namun juga meluas ke sektor formal. Menurut data dari Komisi Nasional Anti Trafficking in Persons (KANIT), kasus perdagangan manusia di sektor formal seperti industri tekstil dan pabrik-pabrik lainnya juga semakin meningkat.
Menurut Kepala Bidang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Bareskrim Polri, Brigjen Ferdy Sambo, pihak kepolisian terus berupaya untuk memberantas perdagangan manusia. “Kami terus melakukan operasi dan razia untuk menindak para pelaku perdagangan manusia,” ujarnya.
Namun, upaya pencegahan perdagangan manusia juga harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga terkait. Menurut Menko PMK Muhadjir Effendy, perlunya kerja sama lintas sektor dan sinergi antara berbagai pihak untuk memerangi perdagangan manusia. “Kita harus bersatu dan bekerja sama untuk melindungi masyarakat dari ancaman perdagangan manusia,” katanya.
Dengan meningkatnya kesadaran dan kerja sama antar berbagai pihak, diharapkan praktik perdagangan manusia dapat diminimalisir dan akhirnya dihilangkan dari Indonesia. Ancaman tersembunyi ini harus segera diatasi untuk melindungi hak asasi manusia dan mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar di masa depan.